BANTUL, Joglo News – Memanfaatkan lahan terbengkalai, Kalurahan Murtigading di Bantul, Yogyakarta, disulap menjadi desa agrowisata kelengkeng yang menarik wisatawan.
Lebih dari sekadar mendulang keuntungan ekonomi, agrowisata ini juga menjadi sarana edukasi dan diharapkan dapat menekan impor buah kelengkeng.
Hal itu diungkapkan Sunarto, ketua kelompok tani buah kelengkeng Duta Makmur sekaligus pengelola agrowisata Murtigading.
Ia menuturkan bahwa ide mendirikan agrowisata ini muncul pada tahun 2015 sebagai upaya membangkitkan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA: Baru! Wisata Lembah Jrahi Pati dengan Pemandangan Alam yang Menakjubkan, Cocok Jadi Tempat Kamping
Awalnya, mereka kesulitan menemukan jenis wisata yang cocok untuk daerahnya karena tidak memiliki potensi wisata air atau gunung.
“Akhirnya, kami tercetus ide untuk membuat desa agrowisata. Kami memanfaatkan lahan-lahan terbengkalai menjadi lahan produktif,” ungkap Sunarto.
Keberhasilan agrowisata ini tak lepas dari peran pemerintah desa melalui bantuan dana desa.
Bantuan ini mendorong warga untuk menjadikan Murtigading sebagai desa agrowisata kelengkeng.
“Semua kebutuhan, mulai dari bibit, pupuk, hingga panen, dibantu oleh dana desa. Sedangkan tanahnya milik pribadi warga,” jelas Sunarto.
Saat ini, terdapat 25 lokasi budidaya kelengkeng di Murtigading dengan total 10.000 pohon kelengkeng, jauh berkembang dari satu lokasi awal yang dikelola Sunarto dengan 150 pohon.
BACA JUGA: Pesona Desa Wisata Pulesari: Perpaduan Keindahan Alam, Budaya dan Kuliner
“Sekitar 1.000 pohon di antaranya sudah berproduksi dan menghasilkan 100 kilogram per pohon saat panen,” tambah Sunarto.
Hasil panen kelengkeng tidak dijual ke pasar, melainkan khusus untuk wisatawan yang datang langsung ke kebun.
Bahkan, permintaan pengunjung sering kali melebihi ketersediaan panen.
“Hasil panen tidak untuk dijual ke pasar, tapi hanya untuk pengunjung yang datang langsung. Bahkan, buahnya pun tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pengunjung,” ungkap Sunarto.
Lebih dari sekadar keuntungan ekonomi, kebun kelengkeng ini juga menjadi tempat edukasi bagi masyarakat.
Selain itu, agrowisata kelengkeng ini diharapkan dapat membantu menekan impor buah kelengkeng.
Transformasi Murtigading dari lahan terbengkalai menjadi desa agrowisata kelengkeng yang sukses merupakan inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi wisata.
Agro wisata ini juga meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara kreatif dan berkelanjutan. (hms/rds)