JEPARA, Joglo Jateng – Selama satu tahun memimpin sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jepara, Darono Ardi Widodo menyebut pendidikan di Jepara alami peningkatan.
Menurutnya, tolak ukur peningkatan itu dapat dilihat ketika jumlah anak tidak sekolah (ATS) di daerah tersebut mengalami penurunan.
Diketahui, pada April 2023 terdapat 5.230 ATS.
Sedangkan, pada April 2024 jumlahnya tinggal 1.023 ATS.
Sehingga, dalam kurun waktu satu tahun, sebanyak 4.073 ATS telah kembali ke bangku pendidikan.
Di samping itu, lanjut dia, tolak ukur lainnya, pada pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Di mana mereka mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
“Banyak siswa-siswi yang melanjutkan ke perkuliahan. Anak tidak sekolah di Jepara juga mengalami penurunan. Tentunya, itu salah satu upaya dari berbagai lini dalam menekan angka ATS di Jepara,” ungkapnya.
Kemudian, gerakan satu guru atau tenaga pendidik (GTK) satu ATS dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) turut menjadi langkah untuk menyisir ATS di Jepara.
Salah satunya, guru penggerak.
Mereka memiliki peranan krusial dalam menekan ATS di lingkungannya.
Yakni, menggerakkan ekosistem pendidikan agar lebih baik.
“Di luar tugas kami sebagai pengajar, kami juga punya tugas lain. Satu guru satu anak tidak sekolah.” paparnya.
“Jadi, semisal di lingkup kita ada ATS maka peranan kita untuk mengajaknya kembali sekolah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kepala sekolah SMP N 06 Jepara itu, berharap kepada guru penggerak mampu melaksanakan strategi pengolahan sumber daya manusia yang berdampak pada kualitas pembelajaran murid.
Sehingga, tidak ada nama baru dalam ATS dan pendidikan di Jepara semakin lebih baik.
“Tentunya kita semua harus saling bersinergi. Baik pihak pemkab, guru, maupun orang tua. Baik melakukan dorongan kepada anak agar tetap mempertahankan pendidikannya sampai selesai,” pungkasnya kepada Joglo Jateng. (cr4/fat)