JEPARA, Joglo News – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara menyebut laporan kasus kekerasan seksual pada 2022-2024 mengalami penurunan.
Rinciannya, 2022 ada 18 kasus, 2023 ada 14 kasus, dan hingga April 2024 baru 4 kasus.
Hal itu diungkapkan Kepala DP3AP2KB Kabupaten Jepara, Moh. Ali.
Ia menjelaskan, jumlah tersebut hanya sedikit yang terjadi ketika di lapangan.
Kurangnya keberanian korban dalam speak up juga menjadi jumlah banyaknya kekerasan yang belum terlapor.
Namun, angka kekerasan pada 2023-2024 ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Kalau sepanjang 2024 cukup sedikit. Alhamdulillah mulai menurun dari tahun ke tahun,” ungkapnya saat ditemui di kantornya.
Menurutnya, faktor yang melatarbelakangi kekerasan banyak dan kompleks.
Seperti faktor keluarga, lingkungan, nilai, dan individu.
Hingga muncul kasus kekerasan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sampai kekerasan berbasis gender online (KBGO).
Adanya pengaruh dari media sosial, juga menjadi penyumbang terhadap peningkatan kasus KBGO.
Sehingga, edukasi terkait pergaulan remaja dan seks perlu ditanamkan sejak dini.
Umumnya, kasus yang terjadi, banyak remaja yang diancam agar mau mengikuti keinginan pelaku.
Di sisi lain, para remaja juga butuh pendampingan secara maksimal dari orang tua.
Lebih lanjut, untuk mengatasi agar angka kasus kian menurun, pihaknya menyampaikan, pengoptimalan jejaring masyarakat.
Di samping itu, telah ada Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan (PPTP) di setiap regional.
Baik tingkat kecamatan, kelurahan sampai pendidikan.
Diharapkan dengan dibentuknya kelompok pengaduan, agar maysarakat berani untuk melapor.
Hal itu, menjadi salah satu upaya dalam menekan kasus kekerasan yang terjadi di Jepara.
“Berikan ruang terbaik, pelayanan, edukasi, mediasi, maupun jalur hukum. Bisa diakses jug hotline kami di SAPA 129,” pungkasnya. (cr4/fat).