SEMARANG, Joglo News – Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng Irma Makiah mengatakan kasus DBD di Jateng hingga bulan April 2024 mencapai 5.700 kasus.
Sedangkan kematiannya mencapai 148 kasus.
Adapun wilayah tertinggi ada di Kabupaten Banyumas sebanyak 489, disusul Kabupaten Grobogan 441, Kabupaten Klaten 427, Kabupaten Boyolali 343, Kabupaten Kendal 341, dan paling sedikit di Kota Tegal mencapai 4 kasus DBD.
“Minggu ini belum update, terakhir sampai April ada 5.700 kasus di Jateng. Kabupaten/kota yang agak tinggi kasusnya, ya Banyumas, Klaten (termasuk tinggi),” jelasnya di Semarang, kemarin.
Dari jumlah itu, sebanyak 148 orang meninggal karena DBD, didominasi oleh anak-anak.
Sedangkan daerah dengan kasus kematian tertinggi berada di Kabupaten Klaten sebanyak 22 orang, Kabupaten Jepara 21, Kabupaten Kendal 17, Kabupaten Grobogan 13, lalu Kabupaten Blora 9 orang.
BACA JUGA: Viral Oknum Sekolah Pungli Bantuan PIP di Pemalang, Dewan Ingin Ada Penindakan
“Lebih banyak anak-anak, yang meninggal 148,” ucapnya.
Lebih lanjut Irma menyampaikan, memasuki pergantian musim, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit DBD.
Kondisi cuaca yang tidak menentu akan membuat tubuh rawan terkena virus hingga menyebabkan sakit.
Terlebih kasus DBD di Jateng ini kata dia, didominasi oleh anak-anak, umur 5-14 tahun. Karena daya tahan tubuhnya lebih rentan dibanding orang dewasa.
“Pancaroba kalau Jawa Tengah kita kewaspadaan demam berdarah. Kasusnya masih naik turun, kadang-kadang masih hujan panas, hujan panas seperti itu, kemudian flu, influenza, pneumonia (radang paru-paru) juga ISPA kasusnya juga naik,” tegasnya.
Sebab itu pihaknya mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
BACA JUGA: Soal Penetapan UKT Mahasiswa, Kemendikbud: Tetap Ada Batasannya!
Selain itu, dengan meningkatkan imunitas tubuh, jaga asupan makan, istirahat dan konsumsi cairan yang cukup.
Kemudian masyarakat juga harus rutin melakukan 3 M (menguras, menutup, mengubur) dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Irma juga mengimbau agar orang tua jangan lengah apabila anaknya demam. Biasanya fase penyembuhan DBD berbeda dengan penyakit lainnya.
Ketika pasien demamnya turun, itu justru adalah masa kristisnya.
“Bilamana nanti anak-anak demam, segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Aware walaupun sudah periksa di rumah lihat kondisi perkembangan anaknya. Kalau tiba-tiba tangannya dingin, kelihatan lemes, beda dari biasanya, segera bawa ke fasilitas kesehatan,” jelasnya. (luk/gih)