BANJARNEGARA, Joglo News – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara memastikan larangan kegiatan study tour yang dikeluarkan sejumlah pemerintah daerah tidak berdampak terhadap kunjungan wisata ke Banjarnegara.
Khususnya Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.
Dikatakan bahwa wisatawan yang datang ke Dieng tidak hanya masyarakat umum, juga rombongan pelajar dari berbagai daerah di luar wilayah Banjarnegara.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinparbud Kabupaten Banjarnegara Tursiman di Banjarnegara.
BACA JUGA: Keren! Pria Asal Pemalang Buat Action Figure dari Barang Bekas, Dijual dengan Harga Fantastis
“Alhamdulillah kunjungan wisata ke Dieng hingga saat ini masih terpantau cukup tinggi,” katanya, Selasa (28/5).
Menurut dia, larangan kegiatan study tour tersebut tidak bersifat umum dan tidak diberlakukan di setiap daerah karena masing-masing daerah mempunyai kebijakan sendiri.
“Kalau kami dari Dinas Pariwisata sebenarnya tidak boleh ada larangan seperti itu,” ujarnya.
Menurut dia, pokok permasalahan yang memunculkan larangan kegiatan tur studi sebenarnya bukan pada kebijakan tur studinya.
Melainkan faktor kelaikan kendaraan yang digunakan dan sebagainya.
BACA JUGA: Rahasia Awet Muda! Lakukan 8 Tips Ini di Pagi Hari Agar Hari Anda Lebih Bahagia
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan kunjungan wisata ke Dieng tetap tinggi dan terus meningkat terutama pada masa liburan sekolah.
“Tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Dieng juga terlihat dari kunjungan wisatawan pada libur panjang akhir pekan kemarin yang berkaitan dengan Hari Raya Waisak. Rata-rata mencapai 6.000 orang per hari,” katanya.
Disinggung mengenai rencana penyelenggaraan Dieng Culture Festival (DCF) XIV Tahun 2024.
Dia mengatakan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa.
Kegiatan tersebut akan digelar pada 23-25 Agustus.
Tanggal penyelenggaraan DCF XIV Tahun 2024 tersebut ditetapkan setelah pihaknya mendapat kepastian bahwa seluruh proyek penataan KWDT Dieng telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli.
“Mudah-mudahan cuaca mendukung, termasuk fenomena frost atau embun beku yang biasa muncul pada puncak musim kemarau diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” kata Tursiman. (ara/abd).