PATI, Joglo News – Produktivitas pertanian di Kabupaten Pati mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan faktor cuaca yang cukup ekstrem selama 2023 hingga 2024.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati, Niken Tri Meiningrum.
Ia mengungkapkan, produktivitas pertanian di daerahnya mengalami penurunan mulai tahun lalu.
Mengingat banyaknya petani yang mengalami gagal panen.
BACA JUGA: PP PBSI Kecewa dengan Performa Atlet Olimpiade di Indonesia Open, Apa Masalahnya?
“Jadi di pada 2023 luas panen kita turun menjadi 93.853 hektare dan sampai Februari 2024. Ternyata cuaca ini juga tidak berpihak kepada para petani,” kata dia, belum lama ini.
Niken menyebut, cuaca ekstrem tak hanya mengakibatkan petani gagal panen. Melainkan juga membuat pola tanam berubah.
“Jadi kami tanamnya mundur. Sampai Desember awal atau akhir Januari baru mulai tanam,” ucapnya.
BACA JUGA: Menilik Hotel Kerbau sebagai Penitipan Hewan Kurban di Jepara
Padahal, kata dia, potensi pertanian di Pati cukup besar.
Namun hampir 40 persen lahan pertanian di Pati merupakan lahan tadah hujan.
Di mana, lahan-lahan tersebut sering mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba.
“Jadi potensi produksi padi di Kabupaten Pati rata-rata per tahun, 593.366 ton gabah kering giling dengan luas panen per tahun rata-rata hampir 100 ribu hektare,” jelasnya. (lut/fat).
Editor: Dzikrina Abdillah.