SEMARANG, Joglo News – Di Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang ada bangunan hotel tua yang dahulu dijadikan sebagai rumah bordil atau pelacuran pada masa masa penjajahan Jepang.
Namanya Hotel Singapore.
Pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengukapkan, kejahatan tentara Jepang ketika menjajah Indonesia dalam rentan tahun 1942-1945 tak hanya romusha saja.
BACA JUGA: Resep Sop Daging Nikmat dan Super Empuk Tanpa Presto
Mereka juga turut menipu dan memaksa perempuan-perempuan pribumi untuk bekerja di rumah bordil sebagai jugun ianfu atau budak seks.
Tak jauh dari sana (Hotel Singapore, Red.), Hotel Oewa Asia juga diindikasi jadi saksi pilu perempuan yang dijadikan budak seks oleh tentara Jepang.
Jugun ianfu (sebenarnya, Red.) bukan (wanita penghibur, Red.).
“Mereka dipaksa. Siapa sih yang mau secara sukarela. Umumnya kebanyakan dari mereka diculik, disekat, lalu dijadikan jugun ianfu,” kata Johanes saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
BACA JUGA:Dapat Laporan, Dishub Pemalang Lakukan Penertiban Jukir Nakal
Ia menambahkan, banyaknya rumah pelacuran yang didirikan oleh pihak Jepang kala itu tak berlangsung lama.
Hal itu dikarenakan adanya tragedi Pertempuran Lima Hari di Kota Semarang yang membuat rumah bordil di sekitar belakang Hotel Dibya Puri bubar dengan sendirinya.
Sementara itu, pemerhati sejarah lainnya, Mozes Chistian Budiono menyampaikan, awal pendirian rumah bordil berlangsung sekitar Februari 1944.
Pendirinya merupakan seorang perwira Kolonel Okubo yang memiliki tujuan untuk mencegah penyakit kelamin.