“Sebelum membuat produk, anak-anak belajar mengamati lingkungan dahulu. Mereka juga diajak belajar ke sumber ahli,” imbuhnya.
Dedi turut mengapresiasi antusias siswa yang kreatif membuat produk, pengemasan hingga promosi.
BACA JUGA: 700 Koleksi Museum Ranggawasita Semarang Siap Didigitalisasi
Bahkan, kata dia, produk eco enzim ini juga mewakili Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga Kudus dalam pameran di Borobudur Mei lalu.
“Sesuai dengan tujuan dari kegiatan P5 kali ini agar siswa dapat terus menumbuhkan karakter luhur pelajar pancasila sekaligus berkarya dengan sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Kami harapkan anak-anak juga semakin kaya pengalaman. Khususnya literasi finansial,” harapnya. (cr1/fat).
Editor: Dzikrina Abdillah.