SEMARANG, Joglo News – Kurator Rizki Anwar memberikan kesadaran kepada generasi muda tentang penilaian terhadap diri dan pemahaman mengenai hal lain di sekitar kita.
Dirinya menggelar pameran seni rupa yang bertajuk Simulasi: Menghadirkan, Menghilangkan, dan Memunculkan Kembali.
Ketiga siklus ini memunculkan keadaan serta peristiwa yang seolah-olah dikonstruksikan atau diskenariokan dengan media sosial.
BACA JUGA: Meriahnya Kirab Budaya Merti Dusun di Bantul, Jadi Wujud Rasa Syukur Warga
Pameran yang digelar di Semarang Contemporary Art Gallery ini dibuka oleh musisi Kunto Aji pada Jumat (21/6).
Dan akan berakhir pada Minggu (18/8) mendatang.
“Melalui pameran ini kami ingin menunjukkan secara umum, kita melihat fenomena simulacra. Kalau kita lihat di media sosial semua hal itu disimulasikan. Jadi bisa saja di (postingan, Red.) medsos (media sosial, Red.) kamu sedang di Jogja, padahal aslinya kamu di Semarang. Dan itu tidak masalah karena fenomena sekarang seperti itu,” ucap Rizki Anwar saat ditemui Joglo Jateng.
Pada awalnya, kata dia, proses kurasi ini berlangsung selama tiga bulan dengan intens berkunjung ke studio.
Setelah ia mengamati karya para seniman, akhirnya ia mendapat garis merah tentang simulasi.
Pameran ini merupakan pameran bersama dari lima orang seniman. Yaitu Agus Putu Suyadnya, Iqi Qoror, Iabadiou Piko, M.A Roziq, serta Palito Perak.