SLEMAN, Joglonews – Festival Lintas Kultura 2024 kembali hadir dengan mengusung tema “Merawat Kreativitas, Mengarsipkan Lokalitas”.
Di tahun 2024, kegiatan ini mengambil fokus pada upaya merawat ekosistem kreatif melalui literasi dan pengarsipan.
Kesadaran akan pentingnya praktik literasi dan pengarsipan diharapkan dapat membuat ekosistem kreatif sebagai warisan yang berkelanjutan.
Dengan tetap melibatkan jaringan anak muda lintas daerah, Festival Lintas Kultura 2024 akan mengajak para peserta untuk belajar, berbagi, dan merayakan kreativitas bersama.
“Diharapkan melalui kegiatan ini akan lahir pelaku kreatif yang menjalankan praktik literasi dan pengarsipan melalui berbagai media di tiap-tiap daerah guna merawat dan merekam perkembangan ekosistem kreatif wilayahnya masing-masing,” ungkap Khoiru Roja Insani, Program Director, Lintas Kultura 2024, Sabtu (6/7).
Adapun rangkaian kegiatan yang akan berlangsung di Festival Lintas Kultura 2024 adalah kelas berkelanjutan, ragam kelas kreatif, dan festival literasi.
Lintas Kultura akan dimulai dengan kelas berkelanjutan bernama “Kelas Tuwuh”. Kelas ini merupakan kelas khusus yang diperuntukkan bagi peserta alumni kelas kreatif di tahun-tahun sebelumnya sebagai
upaya mengembangkan keterampilan yang berkelanjutan.
Selanjutnya, laboratorium belajar melalui kelas kreatif bagi pegiat seni kreatif antar daerah dilangsungkan dengan nama “Kelas Tandur”.
Terdapat lima tema yang dihadirkan antara lain Manajemen Event, Manajemen Musik, Desain Komunikasi Visual (DKV), Kepenulisan, serta Foto dan Video Dokumenter dengan mentor berpengalaman di bidangnya.
Kelas kreatif berlangsung dari 20-25 Juli 2024 di Omah Jawi Sejahtera, Bojong, Hargobinangun,
Kec. Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Di setiap kelas nantinya akan didampingi oleh mentor berpengalaman di bidangnya seperti Kiki Pea pada kelas Manajemen Event, Indra Menus (Doggyhouse Records) dan Ryan Ramadhan pada kelas Manajemen Musik, Arsita Pinandita pada kelas Desain Komunikasi Visual, Bagoes Kresnawan pada kelas Foto dan Video Dokumenter, serta Agung Purwandono pada kelas Kepenulisan.
Untuk dapat mengenalkan praktik literasi, arsip, media, dan lokalitas Lintas Kultura membuat kelas tambahan di setiap tema kelas dengan mengundang praktisi seperti Dian Permana (Leluasa Project), Desta Wasesa (Musik Jogja), Sirin Farid Stevy, Sudut Kantin Project, dan Ida Mandalawangi.