BOYOLALI, Joglo News – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo mengatakan jumlah jamaah haji asal Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 73 orang.
Dari jumlah itu, lebih dari 50 persen yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Hal itu diungkapkan Kepala Subbag Humas PPIH Debarkasi Solo Gentur Rahma Indriadi.
BACA JUGA: Viral! Begini Detik-detik Tantri Kotak Jatuh Saat Manggung di Cianjur Gegara Ditarik Penonton
Ia mengatakan, penyebabnya sebagian besar jamaah haji tersebut sudah mempunyai risiko penyakit seperti lansia, hipertensi, diabetes millitus (DM), hiperkolesterol, dan lain-lain.
Selain itu akibat kelelahan, karena setelah pasca-Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) kebiasaan jamaah haji Indonesia memperbanyak ibadah sunnah yang menyita energi.
Kemudian, lanjutnya, kondisi cuaca panas atau adanya gelombang panas di Arab Saudi memicu penyakit kardiovaskuler.
Tiga peserta haji meninggal karena heatstroke.
Jamaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia termuda usia 50 tahun tergabung Kloter 60 asal Grobogan, wafat karena cardiogenic shock, dan usia 61 tahun tergabung Kloter 61 dari Grobogan wafat karena aspiration of fluid.
“Jumlah jamaah wafat di Tanah Suci pada penyelenggaraan tahun ini sebanyak 73 orang atau menurun dibanding pada 2023 sebanyak 126 orang,” katanya di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Senin (15/7).