BANJARNEGARA, Joglo News – Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Banjarnegara Firman Sapta Ady mengatakan, kenaikan harga cabai di berbagai daerah terjadi karena tingginya kebutuhan industri.
Dikatakan bahwa pemanfaatan cabai saat ini tidak hanya untuk skala rumah tangga, karena saat sekarang yang membuat harga cabai naik justru untuk kebutuhan industri di Jakarta.
“Kalau cabai di Indonesia kasusnya sama. Kalau Jakarta menyatakan harganya naik, seluruh Indonesia naik semua, walaupun sebenarnya ada 18 kabupaten di Indonesia yang menjadi sentra penghasil cabai,” kata Firman di Banjarnegara, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Ribuan Peserta Meriahkan Festival Arak-arakan Cheng Ho 2024
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan, asosiasi petani cabai di Banjarnegara secara bergantian dengan sentra penghasil cabai lainnya setiap bulan memasok cabai ke pasar induk di Jakarta agar harga komoditas tersebut tetap stabil.
“Kenaikan harga sebenarnya menguntungkan petani, tetapi dari sisi inflasi tentunya tidak pas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan DPPKP Banjarnegara Erwien Indriatmoko mengatakan, kenaikan harga cabai juga dipicu oleh minimnya pasokan.
Karena sebagian besar petani termasuk di Banjarnegara masih pada masa olah tanah dan tanam yang diperkirakan akan selesai pada akhir bulan Agustus.
Menurut dia, Banjarnegara merupakan salah satu sentra penghasil cabai merah keriting.