PATI, Joglo News – Petani tanaman kopi di kawasan Pegunungan Muria baik di Kabupaten Pati maupun Kudus dan sekitarnya, menikmati keuntungan dari kenaikan harga jual biji kopi di pasaran.
Sehingga petani berlomba-lomba memanen untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
Seperti yang diungkapkan salah satu petani kopi asal Desa Klakahkasihan, Kecamatan Gembong, Joko Prasetya.
Ia mengaku, harga jual biji kopi kering melonjak menjadi Rp 75.000 per kilogram dari harga jual sebelumnya berkisar Rp 30.000.
BACA JUGA: Sosok, Helena Ratih Indriyani, Sukses Terapkan Strategi Berujung Kemenangan
“Untuk mengejar keuntungan sebelum harganya turun, maka petani memang berlomba-lomba memanen agar bisa menikmati pendapatan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya,” ucapnya, belum lama ini.
Dirinya melanjutkan, selama ini petani kopi memang jarang sekali menikmati harga jual tinggi, karena 2022 sangat rendah berkisar Rp 28.000 per kilogram dengan kualitas tertentu.
Kemudian, di 2023 mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp 33.000 untuk kualitas terbaik.
“Bersyukur, ternyata sejak tiga bulan terakhir ini harganya justru melonjak hingga Rp 75.000, setelah awal 2024 naik Rp 50.000. Sehingga petani berlomba-lomba memanen lebih awal dengan harapan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya,” terangnya.
Senada, salah satu pengusaha kopi asal Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Rohman menyampaian, harga jual biji kopi kering sejak tiga bulan terakhir memang mencapai Rp 75.000.
Ini mendorong para petani di kawasan Pegunungan Muria, terutama Desa Colo berlomba-lomba memanen.