SEMARANG, Joglo News – Satu bangunan rumah di Jalan Syuhada Raya RT 05 RW 22, Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedunrungan, Kota Semarang menjadi saksi perjuangan 75 kiai dan santri pada tahun 1946 lalu.
Hal itu dibuktikan dengan adanya bekas berondongan peluru di dinding kayu jati rumah tersebut yang masih berdiri kokoh.
Informasi yang diperoleh Joglo Jateng, rumah itu milik Haji Mustofa. Kala itu, rumah tersebut ditingkalkan oleh pemiliknya yang mengungsi karena ada pertempuran lima hari di Semarang.
BACA JUGA: Tegas! Cak Imin Sebut PKB Bukan Milik NU
Namun ternyata rumah yang dulunya berada paling ujung hutan menjadi tempat persembunyian 75 kiai dan santri saat dikejar-kejar pasukan tentara Belanda.
Juru Kunci makam Syudaha, Ponidi menceritakan bahwa pasukan ulama itu membantu peperangan di Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Mereka mendengar mendengar ada serangan di Tlogosari, pasukan yang disebut Hizbullah dan Fisabilillah bergegas mendatangi lokasi.
“Mereka tiba di wilayah ini, ternyata kampung sini sudah kosong karena warga lari ke arah Demak untuk mengungsi,” katanya saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.
Saat ini bangunan yang dijuluki rumah perjuangan itu masih berdiri kokoh dengan panjang sekitar 10 meter.
Sepanjang dinding rumah di sebelah kiri dan kanan masih terlihat jelas bekas brondongan peluru.
Pasalnya dinding kayu itu memiliki puluhan lubang yang tersebar di bagian bawah, tengah, dan atas. Kabar persembunyian pejuang diduga terungkap oleh mata-mata.