BANTUL, Joglo News – Ratusan pekerja konstruksi yang tergabung dalam Aliansi Paguyuban Pekerja Bantul (AP2B) demonstrasi di depan kantor PT Merak Jaya Beton (MJB) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) atau Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPJ) Bantul.
Demonstrasi ini dilatarbelakangi dugaan penundaan jadwal tender oleh BPJ.
Penundaan tender barang dan jasa ini disinyalir sebab adanya “cawe-cawe” PT MJB
Penundaan tender yang diduga tidak sesuai jadwal ini dinilai berdampak negatif terhadap penyerapan tenaga kerja.
BACA JUGA:Tingkatkan Ekspor Furniture, DKUKMPP Bantul Gaet Buyer Singapura
Akibatnya, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan secara tergesa-gesa dan hasilnya tidak maksimal.
Kondisi ini membuat para pekerja khawatir akan kualitas hasil akhir proyek dan kesejahteraan keluarga mereka menjadi terganggu karena sangat bertentangan degan nilai-nilai kearifan lokal warga Bantul
“Kami terpaksa bekerja dengan waktu yang sangat terbatas dan itu memengaruhi kualitas pekerjaan kami. Kami ingin pihak terkait, dalam hal ini ULP, segera menuntaskan masalah ini agar kami bisa bekerja dengan lebih baik,” ujar Endik selaku Korlap Aksi ditemui Rabu (21/8).
Kuasa hukum AP2B Musthafa menyampaikan hal serupa terkait adanya penunda tender oleh ULP/BPJ yang indikasinya ada cawe-cawe MJB.
Bahkan pihaknya juga mengklaim menemukan dugaan ekspansi MJB untuk menguasai proyek yang ada di Bantul.
Selain itu, dia menyebut, penundaan tender ULP ini melanggar PP No 16 Tahun 2018.