BANTUL, Joglo News – Perkembangan industri kreatif di Bantul ditandai dengan perjalanan masyarakatnya yang membentuk kebudayaan.
Sejarah ini dibuktikan dengan keberadaan situs, petilasan dan artefak yang menjadi bukti kuat peran masyarakat dalam membuat seni kerajinan.
Peninggalan artefak di Bantul dapat dijadikan pondasi kuat awal mula warga Bantul mengenal industri kreatif atau seni kerajinan/kriya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi DIY di bukit pasir sebelah selatan Bantul.
Tepatnya di Gunung Wingko, Sanden telah ditemukan hasil temuan berupa pecahan tulang manusia dan hewan, pecahan gerabah, perunggu, pecahan keramik asing, fragmen, dan manik-manik.
BACA JUGA: Tingkatkan Literasi Masyarakat, Dinarpus Kudus Bakal Buka Pojok Baca di Lintas Sektor
Berdasar temuan itu, menunjukkan nilai penting situs Gunung Wingko yang memberikan pemahamanan bahwa masyarakat Bantul telah mengenal kegiatan kreativitas kriya sejak zaman proto historis (masa akhir prasejarah dan awal sejarah).
Di masa kini, masa global digital, kekuatan budaya Bantul juga telah melahirkan kreator-kreator produk inovatif dalam dunia industri kreatif, utamanya bidang kriya atau craft.
Potensi ini tak bisa diremehkan, paling tidak ini terkait dengan nilai ekspor, daya serap tenaga kerja, nilai tambah yang dihasilkan dan aspek konsumsi industi kreatif yang cukup besar merambah di setiap pelosok desa dan sentra kriya.
Penciptaan karya seni dalam hubungannya dengan craft and folk art di Kabupaten Bantul diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata meningkatkan ekonomi warga secara luas dan berdaya guna.
Kini sistem pemasaran dan penjualan yang mudah di era digital dengan memanfaatkan media social menjadi wajib dipahami oleh seluruh pelaku seni kreatif tradisional di Bantul.