KUDUS, Joglo News – Gerobak Es Tung yang berada di pinggir jalan K.H Wahid Hasyim no 17, Demaan, Kudus.
Tampak menarik pembeli. Melihat, para pengendara sepeda motor dan mobil silih berganti meramaikan lapak jualan milik Yuliadi (40).
Keberadaan es tung sudah mulai jarang di Kudus, sehingga para pembeli ingin bernostalgia.
Inspirasi itulah yang dibawa Yuliadi saat merintis usaha satu tahun lalu.
“Ini makanan jadul untuk mengenang orang tua di masa kecil, termasuk saya. Apalagi yang jual sudah jarang,” katanya, Minggu (24/11).
BACA JUGA: Pembangunan Sport Center Jadi Salah Satu Prioritas Pemkab Sleman
Menurut Yuliadi, usaha itu sudah dirintis kakeknya sejak 1988.
Dan menjadi usaha turun temurun, sampai pada dirinya saat ini.
Setiap harinya, ia menjajakkan usaha di gerobak miliknya mulai pukul. 15.00 sampai 20.00 Wib.
Berbeda ketika hari Minggu, ia memangkalkan gerobaknya di Car Free Day (CFD) Simpang 7 Kudus pagi, dilanjutkan di samping jalan Plenyikan, Demaan, sampai pukul 17.00.
“Biasanya kalau weekend, lebih ramai. Bisa sampai 1 boks habis. Untuk varian ori dengan harga Rp 5 ribu, bisa jadi 120an cup,” ujarnya.