YOGYAKARTA, Joglo News – Museum tidak harus berbentuk gedung tertutup, tetapi dapat dikembangkan menjadi open-air museum.
Museum harusnya menjadi ruang publik, ruang seni, dan mendukung komunitas.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon akhir pekan kemarindi Yogyakarta.
“Bahkan, museum bisa menjadi bagian dari ekonomi budaya seperti UMKM, kuliner, dan pariwisata,” ujar Fadli Zon di sela peninjauan Tapak Presiden dan Zona Memorabilia di Taman Pintar, Yogyakarta, Jumat (17/1).
BACA JUGA: Kado Ananda, Inovasi Baru Disdukcapil Yogyakarta Tingkatkan Pelayanan Kependudukan
Dia mengapresiasi gagasan Tapak Presiden dan Zona Memorabilia di Taman Pintar.
Menurutnya, koleksi memorabilia Presiden dapat menjadi sumber inspirasi sejarah bagi generasi muda.
“Di sini generasi muda, terutama Gen Z dan Gen Alpha, bisa belajar sejarah para presiden kita. Ini penting untuk menumbuhkan kesadaran sejarah, agar mereka tidak kehilangan identitas dan jati diri,” ungkapnya.
Dia berencana mengusulkan kepada Presiden Prabowo untuk turut menyumbangkan memorabilia dan tapak tangan serta kaki sebagai pelengkap koleksi ini.
Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon menyampaikan apresiasi atas jumlah museum di Yogyakarta yang mencapai 42, sekaligus memaparkan visi peningkatan jumlah dan kualitas museum di Indonesia.
Dirinya mengatakan, di Yogyakarta terdapat sekitar 42 museum, yang merupakan sekitar 10% dari total museum di Indonesia.