JOGLO NEWS – DeepSeek sedang menjadi perbincangan hangat karena kemampuannya diprediksi bisa menandingi Open AI ChatGPT.
Model bahasa DeepSeek dilatih menggunakan teknik komputasi efisien.
DeepSeek adalah nama chatbot bertenaga AI yang gratis dengan penampilan dan cara kerja mirip dengan ChatGPT.
Artinya, DeepSeek digunakan untuk banyak tugas yang sama, meskipun seberapa baik kerjanya dibandingkan dengan para pesaingnya masih diperdebatkan.
Dilaporkan bahwa model R1 DeepSeek sama kuatnya dengan model o1 dari OpenAI yang dirilis pada akhir tahun lalu dalam tugas-tugas termasuk matematika dan pengkodean.
BACA JUGA: Ramalan Tahun Ular Api Kayu 2025: 6 Shio Alami Nasib Baik, 1 Shio Alami Nasib Buruk
Seperti o1, R1 adalah model penalaran. Model ini menghasilkan respons secara bertahap, mensimulasikan proses yang mirip dengan cara manusia bernalar dalam memecahkan masalah atau ide.
R1 menggunakan lebih sedikit memori dibandingkan para pesaingnya, yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya untuk melakukan tugas-tugas.
Seperti banyak model AI China lainnya, Ernie dari Baidu atau Doubao dari ByteDance, DeepSeek dilatih untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sensitif secara politik.
Ketika BBC mencoba bertanya kepada aplikasi ini tentang apa yang terjadi di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni 1989, DeepSeek tidak memberikan rincian apa pun tentang pembantaian tersebut karena merupakan sebuah topik yang tabu di China.
Perusahaan artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) dari China DeepSeek merilis model AI multimodal bernama Janus-Pro, yang disebut lebih canggih dari ChatGPT Dall-E3.