BANTUL, Joglo News – Setelah belasan tahun tak berlangsung, Sadranan Ageng di Padukuhan Grujugan, Tamanan, Bangunan, Bantul kembali digelar.
Ia berharap, kegiatan ini bisa rutin kembali digelar dalam lima tahun sekali.
Sadranan atau Nyadran, merupakan tradisi masyarakat Jawa mendoakan leluhur yang telah mendahului mereka.
Sandaran dilakukan pada bulan Sya’ban (kalender hijriah) atau bulan Ruwah (kalender Jawa). Sehingga tradisi ini juga dikenal dengan Ruwahan.
Sadranan dilakukan dengan beberapa ritual atau prosesi.
BACA JUGA: Waspada! Marak Penggelapan Mobil di Bantul, Begini Modusnya
Mulai dari bertukar berkat (makanan yang sumbang warga), berdoa bersama, hingga ziara ke makam para leluhur.
Ziara ke makam ini merupakan sarana mendoakan leluhur yang telah pergi mendahuluiku mereka sekaligus mengingatkan akan kematian.
Sedangkan, makan bersama atau tukar berkat dapat dimaknai sebagai upaya menjaga keharmonisan antar warga.
Dukuh Grujugan, Roy Hermawan, mengungkapkan, sadranan merupakan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.