BANTUL, Joglo News – Kabupaten Bantul alami krisis petani muda. Hal ini diakibatkan aktivitas usaha atau bekerja sebagai petani dinilai tidak menjanjikan.
Dalam catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, jumlah petani milenial diperkirakan tidak melewati angka seribu orang.
Aktivitas bertani sering dianggap sebagai pekerja kotor. Selain itu, pertanian juga dianggap sebagai usaha yang tidak memberikan jaminan pasti.
Itu baik akibat sulitnya teknis bercocok tanam hingga pasar yang tidak tentu.
BACA JUGA: Ada Apa? Wisudawan UAJY Langsung Pungut Sampah Usai Lepas Toga
”Hampir seribuan petani milenial di Bantul . Yang jelas, petani milenial banyak di tanaman hortikultura, di tanaman pangan jagung, di padi kecil sekali,” terang Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo.
Nada serupa disampaikan salah seorang anggota kelompok tani di Poncosari, Srandakan, Bantul.
Amarwoto (65) menyebut, di tempatnya, bahkan, tidak petani muda.
Dia menilai, mindset atau pola pikir anak sekarang menganggap pertanian belum menjanjikan.