SLEMAN, Joglo News – Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengaku prihatin atas maraknya aksi kejahatan jalanan selama bulan Ramadhan.
Terlebih pelakunya adalah anak bawah umur. Bahkan mayoritas masih berstatus pelajar aktif.
Berdasarkan pantauannya, mayoritas aksi kejahatan jalan terjadi pada malam hari hingga waktu sahur.
Artinya anak telah melewati jam malam. Tetap berkeliaran di luar rumah tanpa pengawasan dari orang tua.
“Prihatin, akhir-akhir ini menjelang malam sampai sahur di beberapa wilayah ada peningkatan laporan kejahatan terutama di jalanan. Dari datanya itu, mayoritas memang usia anak-anak,” jelasnya saat ditemui, Rabu (12/3).
BACA JUGA: Tiga Gerbong KA Eksekutif di Stasiun Tugu Jogja Terbakar, Apa Penyebabnya?
Danang menegaskan, pihaknya bersama kepolisian telah mengantisipasi dan bertindak tegas. Namun, langkah ini diakui belumlah efektif.
Ini karena aksi serupa masih kerap muncul di kemudian harinya.
Dia mendorong para orang tua berperan aktif. Terutama, dalam pengawasan anak saat jam malam. Dengan memastikan anak sudah berada di rumah sebelum jam 21.00 WIB.
“Kami dan Kepolisian sudah lakukan maksimal tapi menjadi percuma ketika pengawasan orangtua kepada anaknya tidak jalan. Kalau tidak pulang, ya, harusnya dikaruhke (diperhatikan) dan dicari,” katanya.
Orang tua, lanjutnya, wajib mengetahui lingkungan bermain anak. Guna mengantisipasi pergaulan negatif dalam keseharian. Termasuk, beraktivitas di luar rumah hingga laut malam.
Dalam situasi ini, anak bisa menjadi korban maupun pelaku.
Dalam beberapa kasus, kerap berawal dari saling ejek di jalan maupun media sosial.