JAKARTA, Joglo News – Duo hip-hop asal Bantul, NDX AKA, tampil enerjik di panggung Synchronize Fest 2025 yang resmi dibuka pada Jumat (3/10) di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, grup yang digawangi Fajar Ari (Nando) dan Yogi (Anto) ini tak hanya menghibur penggemar lewat musik campuran hip-hop dan nuansa Jawa, tetapi juga memperkenalkan mie lethek, kuliner tradisional khas daerah asal mereka, Bantul.
Sebagai bentuk promosi budaya lokal, NDX AKA membagikan 200 bungkus mie lethek kepada para penonton yang memadati area festival.
Aksi ini sontak disambut meriah oleh para penggemar yang penasaran dengan cita rasa mie legendaris tersebut.
“Kami dari Bantul dan kami membawakan oleh-oleh mie lethek khusus Synchronize Fest 2025,” ujar Nando dari atas panggung, disambut tepuk tangan riuh penonton.
BACA JUGA: Yogyakarta Genjot Digitalisasi Parkir, 100 Titik Gunakan Pembayaran QRIS
Cita Rasa Tradisional dari Bantul
Mie lethek merupakan kuliner khas Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki ciri unik dari bahan bakunya.
Nama lethek dalam bahasa Jawa berarti kusam atau kotor, mengacu pada warna mie yang kecokelatan.
Warna tersebut bukan karena pewarna, melainkan hasil alami dari tepung tapioka dan gaplek (singkong kering).
Produksi mie lethek masih dilakukan secara tradisional di kawasan Desa Bendo, Kecamatan Srandakan, Bantul.
Proses penggilingannya bahkan masih menggunakan alat kayu yang digerakkan oleh tenaga sapi, menjadikan mie ini memiliki tekstur kenyal dan aroma khas yang tidak dimiliki mie instan modern.
Biasanya mie lethek diolah menjadi mie godhog (rebus) atau mie goreng Jawa dengan bumbu rempah sederhana.
Melalui aksi berbagi mie lethek ini, NDX AKA menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya kuliner tradisional.