SLEMAN, Joglo News, – Kasus keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) terus mencuat, terbaru di SMA 1 Yogyakarta ada 426 siswa keracunan usai menyantap MBG.
Keresahan adanya kasus keracunan pada anak ini membuat para ibu resah.
Secara nasional, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sudah 11.566 orang menjadi korban keracunan MBG di seluruh Indonesia.
Angka ini dihitung sejak MBG mulai dilaksanakan pada Januari 2025 hingga 12 Oktober 2025.
Merespons bencana keracunan MBG yang masih terus berlangsung dan tak mengecil angkanya ini, komunitas Suara Ibu Indonesia wilayah Yogyakarta kembali menyuarakan aksinya dalam Kenduri Suara Ibu.
BACA JUGA: Kembangkan Karakter Pemuda, Disdikpora Kota Yogyakarta Gelar Youth Camp
Pada aksi yang diadakan Jumat (17/10) di Bundaran UGM, juga dikenalkan platform Pantau MBG atau MBG Watch.
Peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Jaya Darmawan menjelaskan, MBG Wacth ini merupakan platform yang bisa digunakan masyarakat untuk mengawasi program MBG.
“Dua minggu platform ini dibuka, merupakan kanal pelaporan daring terkait program MBH. Dari mulai dibuka sudah menerima 146 laporan terkait MBG, mulai dari laporan keracunan dan kandungan gizi pada menu MBG,” ujarnya dalam diskusi Kenduri Suara Ibu.
Salah satu pembicara dalam diskusi, Septiyah Widyaningsih, yang merupakan orang tua yang anaknya menerima MBG mengaku resah dan mempertanyakan bagaimana standardisasi yang dilakukan oleh pemerintah terkait MBG ini.
Dia bersama komunitas Suara Ibu Indonesia pun menyuarakan tuntutan untuk mendesak pemerintah untuk menghentikan program prioritas MBG yang sentralistik dan militeristik.












