BANTUL, Joglo News – Sempat berhenti produksi pada saat pandemi Covid-19 lalu, usaha “Keripik Sagu Fito” milik Subardi (52) mulai bangkit kembali.
Meski perhalan namun pasti, Subardi pun merasa optimistis dengan perekonomian ke depan.
Kini, dia dalam satu hari bisa memproduksi sekitar 50-60 kilogram kripik tempe khas Bantul.
Usaha yang dijalankan Subardi ini beralamat di Dusun Sungapan, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul.
Produk yang dihasilkan yakni keripik tempe dan keripik tempe sagu.
BACA JUGA: Pemkab Sleman Distribusikan 2.200 Dosis Vaksin untuk Atasi PMK
Subardi sendiri sudah menggeluti usaha tersebut sekitar 20 tahun, tepatnya pada 2004 silam.
Awalnya dia memproduksi keripik tempe saja. Pada 2012, ia pun membuat keripik tempe sagu atau keripik sagu.
Keripik sagu ini sendiri sebagai upaya untuk menekan biaya produksi akibat harga kedelai yang kerap kali naik.
“Pas Covid-19 itu nol, tidak ada produksi. Habis Covid-19 kami produksi lagi. Ini sudah mulai naik,” ungkapnya, ditemui baru-baru ini.
Subardi pun mulai rutin mendapatkan pesanan kembali.
Berbagai permintaan dari beberapa daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turut berdatangan.
Bahkan ada pula sebagian yang dipesan dari luar provinsi.
Saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) lalu, permintaan pun meningkat cukup signifikan.
“Perbandingannya, kalau bisanya produksi 60 kg, saat Nataru bisa 80-90 kg. Kalu Lebaran naik lagi, bisa satu kuintal lebih,” ujar dia.